Lensamu.co – Masyarakat yang anggota keluarganya terkena TBC (tuberkulosis) tidak perlu risau karena ada yayasan yang bergerak mengobati dan memberi pendampingan terhadap penderita yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lumajang.

Dalam usia kurang lebih tiga tahun, Yayasan Yabhysa telah berhasil menyelamatkan ratusan penderita TBC. Padahal, perkiraan jumlah penderita di Kabupaten Lumajang mencapai ribuan orang.

Jumlah kader yang diterjunkan ke masyarakat di Kabupaten Lumajang mencapai sekitar 200 orang. Mereka menyebar di kecamatan-kecamatan yang dianggap memiliki banyak penderita TBC. Kader tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Lumajang dan siap membantu memeriksa, mengobati, dan mendampingi masyarakat yang terpapar TBC.

Tugas kader di lapangan adalah mendeteksi warga yang terkena TBC. Setelah mengunjungi rumah-rumah warga, mereka memberikan solusi pengobatan dengan mengarahkan penderita untuk berobat ke puskesmas kecamatan setempat. Untuk bisa sembuh, penderita TBC membutuhkan waktu pengobatan selama enam bulan berturut-turut. Selama pengobatan berlangsung, para kader memberikan pendampingan.

Ketua Yayasan Yabhysa, Said Romdhon, menekankan pentingnya keseriusan dalam menangani persoalan TBC ini. Apalagi jumlah pasien TBC per tahun lebih dari 1.000 orang di Kabupaten Lumajang.

Dalam pelaksanaannya di lapangan, koordinasi dilakukan dengan Dinas Kesehatan, khususnya puskesmas setempat, sehingga jika ada penderita, mereka langsung ditangani oleh puskesmas. Penderita juga mendapatkan penjelasan agar mereka tahu cara melepaskan diri dari derita TBC.

Pada awalnya, gerakan ini mendapat banyak pertanyaan dari masyarakat. Mereka belum memahami pentingnya pengobatan, karena batuk yang sudah sangat serius dianggap hal biasa oleh masyarakat sehingga sulit diobati. Terkadang ada yang merespons secara negatif, tidak berminat mendapatkan pengobatan. Namun, para kader terus berupaya memberikan penjelasan bahwa TBC bisa disembuhkan atau dicegah agar tidak berkembang lebih parah jika ditangani dari awal.

Kini, banyak warga yang sudah mengetahui bahwa TBC bisa diobati selama enam bulan, dan jika minum obat terlewat sehari saja, harus mengulang dari nol lagi selama enam bulan. Hal ini membutuhkan pendampingan agar masyarakat terus bersemangat mengonsumsi obat tersebut.